(Foto : Suasana anak - anak di Dusun Perenang sedang membaca buku)

RAGAM LOMBOK - Gazebo tua berukuran 3x2 meter di sudut jalan Dusun Perenang, Desa Kabar, Kecamatan Sakra,  Lombok Timur, biasanya hanya menjadi tempat nongkrong para remaja sambil bermain game online. Namun sore itu, pemandangan berbeda terlihat puluhan buku memenuhi setiap sudut gazebo, dari buku anak-anak hingga bacaan umum.

Inisiatif ini merupakan bagian dari program "Pojok Baca" yang digagas oleh Ikatan Pemuda Dusun Perenang (IPDP). Dipadukan dengan berbagai permainan tradisional, kegiatan ini langsung menyedot perhatian warga yang melintas, serta membuat anak-anak larut dalam keceriaan yang jauh dari layar gawai.

"Ini adalah tindak lanjut dari program literasi digital yang sebelumnya kami adakan. Tujuannya untuk menumbuhkan minat baca sejak dini," ungkap Rendi Andrian, Sekretaris IPDP, saat ditemui pada Minggu (1/6).

Menurut Rendi, keprihatinan akan kebiasaan anak-anak yang lebih sering bermain gadget selama libur sekolah mendorong pemuda setempat untuk menghadirkan alternatif positif. Lewat kegiatan ini, mereka ingin membiasakan anak-anak membaca buku di luar jam sekolah.

"Kami ingin waktu mereka bermain HP bisa berkurang, apalagi di hari libur. Sekarang, mereka bisa mengisi waktu dengan membaca buku bersama," katanya.

Untuk menarik minat anak-anak, kegiatan dimulai dengan permainan tradisional sebelum beralih ke sesi membaca. Anak-anak dikelompokkan sesuai jenjang pendidikan. Bagi yang belum lancar membaca, para pemuda siap membimbing secara langsung.

“Untuk anak TK, kami ajarkan membaca dulu. Setelah itu kami tanyakan isi buku yang mereka baca. Jadi bukan hanya membaca, tapi juga memahami,” jelasnya.

Respons masyarakat pun luar biasa. Banyak anak-anak dan orang tua yang antusias meminjam buku, bahkan membawanya pulang karena keterbatasan waktu.

IPDP bekerja sama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Lombok Timur untuk pengadaan buku secara kolektif. Sebagian lainnya berasal dari koleksi pribadi para pemuda.

“Awalnya kami rencanakan dua kali seminggu. Tapi karena antusiasme tinggi, kami berharap bisa menjadikannya kegiatan rutin setiap Minggu,” tambah Rendi.

Ia berharap, kegiatan ini bisa memperluas wawasan anak-anak dan menjadikan membaca buku sebagai kebiasaan menyenangkan.

“Kalau mereka sudah suka buku, otomatis mereka akan senang membaca,” pungkasnya.(RL).