RAGAM LOMBOK – Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, dikenal memiliki potensi besar di sektor pariwisata berkat keindahan alam, kekayaan budaya, serta letaknya yang strategis. Namun, potensi tersebut belum sepenuhnya tergarap secara optimal. Melihat kondisi itu, Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pariwisata Universitas Hamzanwadi melaksanakan Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) sebagai upaya pemberdayaan berbasis pariwisata.
Pada minggu pertama, kegiatan difokuskan pada pemetaan jalur wisata (mapping) dan pemasangan papan informasi di dua destinasi utama, yaitu Bukit Pemedengan dan Air Terjun Mangku Sakti. Mapping dilakukan untuk mengidentifikasi potensi, kebutuhan, serta tantangan destinasi, sementara papan informasi dipasang sebagai penunjuk arah sekaligus media promosi. “Aksesibilitas dalam pariwisata itu sangat penting, sebab memudahkan pengunjung menemukan lokasi. Selama ini banyak yang tidak tahu jalan ke Mangku Sakti karena minimnya papan informasi,” ujar Isron Yadi Ketua HMPS Pariwisata, Kamis (28/8).
Selain menjalankan program utama, mahasiswa juga terlibat dalam memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-80 bersama masyarakat. Mereka turut membantu pemasangan bendera, dekorasi lingkungan, hingga mendukung persiapan perlengkapan lomba. Mahasiswa juga ikut serta dalam ritual adat Wiwitan yang rutin digelar masyarakat setiap pergantian musim, dengan rangkaian acara mulai dari Sembeq hingga Ngandang. Keterlibatan ini menjadi ajang mempererat kebersamaan sekaligus menjaga kelestarian tradisi.
Di tahap berikutnya, mahasiswa berinisiatif membuat film dokumenter yang mengangkat sejarah, wisata budaya, agrowisata, dan ekosistem Desa Sajang. Film ini diharapkan menjadi media promosi yang mampu memperkenalkan desa secara lebih luas. Selain itu, masyarakat juga mempercayakan mahasiswa untuk membangun gapura di Bale Lokaq. Proses pembangunan dilakukan secara gotong royong, menjadikan gapura bukan hanya penanda fisik, melainkan juga simbol kebersamaan antara mahasiswa dan warga.
Pengalaman berharga lainnya adalah keterlibatan mahasiswa dalam Ritual Adat Ngasuh Gunung Rinjani, tradisi turun-temurun masyarakat Sasak untuk memohon keselamatan, menjaga kelestarian alam, serta menyucikan Gunung Rinjani. Ritual ini digelar pada 4 Agustus 2025 di Bale Lokaq Desa Sajang dan menjadi salah satu momentum penting yang menanamkan nilai cinta lingkungan sekaligus penghormatan terhadap kearifan lokal.
“Pengabdian ini menjadi pengalaman berharga bagi kami. Ilmu yang kami pelajari di kampus bisa diimplementasikan langsung di tengah masyarakat. Meski belum sempurna, hal ini justru memotivasi kami untuk terus belajar dan berproses lebih giat lagi,” tutup Ketua HMPS Pariwisata Universitas Hamzanwadi.