RAGAM LOMBOK – Keindahan Gunung Rinjani tak hanya memikat lewat panorama alamnya yang menawan, tetapi juga melalui kekayaan budaya dan spiritual masyarakat sekitarnya. Dalam upaya melestarikan warisan leluhur sekaligus memperkuat daya tarik wisata, muncul gagasan untuk menjadikan tradisi adat Besembek sebagai bagian dari pengalaman wajib pendaki Rinjani. Tradisi Suku Sasak ini diyakini mampu menjadi simbol penghormatan terhadap alam sekaligus menggerakkan perekonomian masyarakat lokal.

Gagasan ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Forum Wisata Lingkar Rinjani, Asosiasi Trekking Organizer (TO) Lombok Timur, dan para pemangku kepentingan lainnya. Kepala Subdirektorat Jasa Lingkungan Wisata Alam Ditjen KSDAE KLHK, Dr. Johan Setiawan, menilai penggabungan budaya dengan pariwisata adalah langkah strategis. “Tradisi ini bukan sekadar daya tarik, tapi nadi yang mengalirkan kehidupan ekonomi bagi masyarakat,” ujarnya saat ditemui di Sembalun.

Menurut Dr. Johan, keunikan Besembek yang selaras dengan alam dapat menjadi identitas khas Rinjani. Bahkan, ia mengusulkan agar ritual ini menjadi salah satu syarat sebelum pendaki melanjutkan perjalanan. “Ketika kebiasaan adat menjadi bagian dari registrasi pendakian, karakter Rinjani yang sarat makna akan terbentuk. Kita akan melihatnya bukan sekadar gunung, tetapi juga warisan spiritual yang dijaga kepercayaan,” tegasnya.

Dukungan juga datang dari Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata NTB, Canda Afrinova. Ia menilai Besembek berpotensi menjadi pilar baru pariwisata berkelanjutan. “Pariwisata yang kokoh harus ditopang tiga pilar utama: ekonomi, lingkungan, dan sosial budaya. Besembek adalah jembatan yang menghubungkan wisata dengan kearifan lokal masyarakat Sasak,” ujarnya.

Selain menjadi atraksi budaya yang unik, Besembek juga membuka peluang ekonomi baru bagi warga. Canda menjelaskan, perlengkapan ritual seperti persembahan dan bahan-bahan pelengkap dapat diproduksi dan dijual oleh masyarakat setempat. “Fungsinya ganda, sebagai magnet budaya bagi wisatawan sekaligus sumber rezeki bagi masyarakat adat. Pengalaman mistis dan otentik seperti ini sangat diminati, terutama wisatawan luar daerah dan mancanegara,” tambahnya.

Dengan menjadikan Besembek sebagai bagian integral pendakian, Rinjani akan menawarkan lebih dari sekadar tantangan fisik dan pemandangan indah. Pendaki akan mendapatkan pengalaman spiritual dan budaya yang mendalam, sekaligus membantu memastikan warisan leluhur tetap hidup di jantung Gunung Rinjani.(RL).