RAGAM LOMBOK - Pemerintah Desa Masbagik Utara Baru, Kecamatan Masbagik, Lombok Timur, menyampaikan keprihatinan mendalam atas meninggalnya Muhammad, seorang warganya yang menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) non prosedural di Malaysia Barat. 

Korban dilaporkan mengalami kecelakaan saat hendak pulang beribadah dari masjid. Namun, keluarga menerima gambar kondisi jenazah yang menimbulkan dugaan tidak wajar, terutama karena tampak banyak luka jahitan pada bagian organ vital, seperti ke dua mata dan sekujur badan korban.

"Aneh kan kasusnya kecelakaan tapi kok mata korban dijahit dari dada sampai perut dijahit, kalau kasus pembunuhan mungkin ya bekas autopsi, dari situlah kita curiga kalau dugaan organ vital korban dijual", paparnya Rabu (19/11).

Kepala Desa Masbagik Utara Baru, Haerul Ichsan, menegaskan bahwa pemerintah desa akan mendorong langkah-langkah pengawalan dan advokasi terkait kasus ini. Menurutnya, terlepas dari apakah korban berangkat secara prosedural atau non prosedural, negara tetap memiliki kewajiban untuk hadir dan melindungi warganya. Ia menilai dugaan pelanggaran sangat kuat dan perlu ditindaklanjuti oleh pihak berwenang agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Ia menambahkan bahwa pemdes tidak ingin kasus ini berlalu begitu saja, seolah korban hanya meninggal lalu dikirim seperti barang tanpa ada penjelasan yang layak.

"Kami meminta agar pihak terkait melakukan investigasi menyeluruh untuk memastikan penyebab kematian serta memberikan keadilan bagi keluarga, meski sudah di kubur pada 31 oktober lalu", tegasnya.

Sementara Mulyadi dari pihak Keluarga juga mempertanyakan proses pemulangan jenazah yang dinilai sangat cepat. Biasanya, pemulangan PMI yang meninggal di luar negeri memerlukan waktu hingga satu minggu, namun kali ini jenazah tiba tanpa disertai bukti atau laporan kecelakaan. Dokumen yang diberikan kepada keluarga hanya berupa bukti pengiriman jenazah, tanpa keterangan resmi tentang penyebab kematian. Selain itu, keluarga mengaku dilarang membuka peti jenazah sebelum pemakaman, sehingga menambah tanda tanya.

Korban diketahui telah beberapa kali bekerja di Malaysia dan baru setahun berada di negara tersebut untuk masa kerja terbarunya. Ia meninggalkan dua orang anak yang kini sangat membutuhkan dukungan keluarga dan pemerintah. 

"Situasi ini menambah duka dan kegelisahan keluarga yang merasa tidak mendapatkan kejelasan atas penyebab kematian anggota keluarga mereka",ujarnya.(RL).