RAGAM LOMBOK - Sejumlah Tokoh dari berbagai wilayah berkumpul di Masjid Tua Desa Songak, Kecamatan Sakra, Lombok Timur, lengkap dengan membawa benda pusaka masing - masing, pada Kamis malam, (5/9).
Dalam kesempatan itu, Tokoh adat Gama Desa Songak, Murdiah, menyampaikan bahwa ritual Senjarik Minyak Songak merupakan salah satu rangkaian penting dalam event budaya Bajango Bliq. Event tersebut dimulai sejak bulan Muharam dengan perayaan bubur putih, kemudian berlanjut di bulan Safar dengan tradisi bubur beak, dan puncaknya pada bulan Maulid dengan pelaksanaan maulid adat yang disertai ritual berjarik minyak songak.
Menurutnya, prosesi itu diawali dengan penyajian mulut adat yang terdiri dari 5,5 buah dulang.
“Kalau istilah Songak itu, ada nasi rasul mulai dari 1 rangkap, 3 rangkap, 5, 7 hingga 9. Nasinya tidak boleh dibawa pulang kembali ke rumah warga yang menyiapkan, semua harus dihabiskan oleh peserta yang hadir,” jelasnya.
Selain itu, ritual Senjarik Minyak Songak juga dirangkai dengan pencucian benda-benda pusaka, seperti keris, jungkat, dan perlengkapan adat lainnya. Kadang, prosesi ini disertai pula dengan bebadong kalis, yaitu ritual menggunakan ikat pinggang pusaka. Pemilik benda adat yang hadir langsung menyerahkan pusakanya untuk dibersihkan, kemudian diambil kembali setelah prosesi selesai.
“Alhamdulillah, sejak tahun 2000 kami memulai kembali tradisi ini. Hingga sekarang sudah berjalan 24 sampai 25 tahun. Minyak yang dihasilkan dari ritual ini dibagi-bagikan kepada keluarga yang ikut terlibat. Sejak awal, ada keluarga yang membawa kelapa atau bahan lainnya, sehingga ketika minyak sudah jadi, mereka juga berhak mendapat bagian,” tambah Murdiah.
Ia menegaskan bahwa minyak songak hasil ritual ini tidak diperjualbelikan. Tradisi ini murni dijalankan sebagai bentuk pelestarian adat dan spiritualitas masyarakat. Minyak tersebut biasanya dibagi ke keluarga atau masyarakat yang membutuhkan sebagai simbol berkah dan doa.
“Kalau ada keluarga atau warga yang ingin memperoleh minyak songak, bisa langsung datang ke sini. Kalau memang ada, tentu akan diberikan, tapi kalau tidak ada ya harus sabar menunggu,” ujarnya.
Ritual Senjarik Minyak Songak menjadi salah satu warisan budaya Desa Songak yang hingga kini tetap terjaga. Selain sebagai bagian dari perayaan Maulid adat, tradisi ini juga menjadi simbol persatuan masyarakat dalam menjaga kearifan lokal yang telah diwariskan secara turun-temurun.(RL).