![]() |
(Foto : BPJS Kesehatan menggelar Media Gathering dengan para Awak Media di Lotim) |
RAGAM LOMBOK – Tingkat keaktifan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kabupaten Lombok Timur masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah daerah dan BPJS Kesehatan. Dari data terbaru, sekitar 75% peserta JKN yang mendaftar secara perorangan atau mandiri saat ini dalam kondisi tidak aktif.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Selong menjelaskan bahwa mayoritas peserta tidak aktif ini disebabkan oleh tunggakan iuran yang belum terselesaikan, terutama dalam tindakan atau layanan ibadah kesehatan yang dibutuhkan. Diperkirakan jumlah peserta tidak aktif tersebut mencapai sekitar 40 ribu jiwa.
“Untuk membantu masyarakat, kami mengimbau agar peserta yang menunggak iuran lebih dari empat bulan dapat memanfaatkan program rehab, yakni rencana pembayaran bertahap atau program mencicil. Ini diharapkan bisa membantu peserta menyelesaikan tunggakan mereka secara lebih ringan,” jelasnya.
Saat ini, tingkat keaktifan kepesertaan JKN di Lombok Timur berada pada angka 75,68% untuk seluruh segmen. Namun, angka ini dinilai belum optimal dan masih jauh dari target nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) yang menargetkan 80% keaktifan pada tahun 2025.
Pemerintah daerah bersama BPJS Kesehatan berharap seluruh pihak, termasuk pemberi kerja dan peserta perorangan, dapat lebih aktif memastikan keikutsertaannya dalam program JKN. “Ini bukan hanya tanggung jawab pemda, tapi seluruh lapisan masyarakat harus berperan untuk memastikan perlindungan kesehatan menyeluruh dapat tercapai,” tambahnya.
Program rehab menjadi salah satu solusi konkret agar masyarakat tidak lagi terbebani dengan tunggakan besar dan bisa kembali menikmati layanan kesehatan dengan optimal.(RL).