(Foto : M. Azlan Kepala Dinas Perindustrian Lombok Timur)

RAGAM LOMBOK – Kepala Dinas Perindustrian Kabupaten Lombok Timur, M. Azlan mengkonfirmasi keberadaan pabrik porang yang sudah mulai beroperasi bakal mendobrak semangat baru bagi kesejahteraan masyarakat, khususnya petani.

"Ini menjadi peluang besar untuk sejahtera bagi masyarakat Lotim, khususnya petani porang", jelasnya, Rabu (6/8). Saat diwawancara Ragamlombok.net di ruangannya.

Lanjutnya, dengan kapasitas pengolahan umbi porang mencapai 50 hingga 80 ton per hari, fasilitas ini membuka peluang besar bagi peningkatan ekonomi lokal. Operasional mesin yang berlangsung selama 24 jam akan dibagi menjadi dua shift, memastikan efisiensi produksi secara maksimal.

Dari sisi ketenagakerjaan, sentra ini mampu menyerap hingga 65 tenaga kerja, yang terdiri dari tenaga administrasi maupun tenaga lapangan. Hal ini tentu menjadi angin segar bagi penyerapan tenaga kerja lokal. “Ini menjadi peluang luar biasa bagi masyarakat sekitar untuk ikut terlibat dalam industri pengolahan porang yang menjanjikan,” tambahnya.

Dampak positif dari keberadaan sentra ini juga dirasakan oleh para petani, khususnya dalam hal kesetabilan harga porang. Sebelum beroperasinya sentra, harga porang fluktuatif di angka 4.000 - 6.000 per kilogram. Kini, harga melonjak hingga Rp11.000 per kilogram, memberikan keuntungan yang signifikan bagi petani lokal. 

Azlan dalam kesempatan itu juga menjelaskan saat ini, total lahan eksisting porang di Lombok Timur mencapai 288 hektare, dengan petani yang tergabung dalam Perhimpunan Pegiat Porang Nusantara (P3N).

Namun demikian, kapasitas produksi yang besar membuat pasokan dari lahan lokal belum mencukupi kebutuhan bahan baku. Untuk itu, Bupati Lombok Timur telah bersurat ke seluruh pemerintah kabupaten/kota di NTB untuk mendukung pengiriman bahan baku ke sentra ini. “Dengan harga yang sangat menjanjikan, kami yakin kerja sama lintas daerah ini akan membawa manfaat besar bagi seluruh pihak,” ujarnya.

Peresmian sentra industri porang ini dijadwalkan berlangsung pada Kamis, 14 Agustus 2025 mendatang. Selain mampu menghasilkan chip porang, sentra ini kini juga telah memproduksi tepung porang berkualitas ekspor. Inovasi ini menjadi langkah maju dalam memperkuat posisi Lombok Timur dalam industri pengolahan pangan berbasis ekspor.

Harapan besar pun disampaikan untuk masa mendatang. “Kita optimis, tahun 2026 Lombok Timur akan menjadi kabupaten pertama yang mengekspor produk pangan non-migas berupa tepung porang ke Cina,” pungkasnya. 

Sentra ini tak hanya menjadi pusat produksi, tetapi juga simbol kemandirian dan kemajuan sektor pertanian dan industri lokal.(RL).