RAGAM LOMBOK - Budidaya ikan dengan sistem bioflok kini semakin diminati masyarakat, termasuk di Kecamatan Masbagik, Kqbupaten Lombok Timur. Salah satunya Riyadh, pembudidaya bioflok yang sudah menekuni usaha ini sejak 2019. Ia membutuhkan waktu sekitar satu setengah tahun untuk memahami prosesnya, dan baru berani menjalankan usaha secara penuh sejak tahun 2021. 

“Kalau buat sendiri, biayanya sekitar Rp5 juta, sementara modal untuk bibit ikan dan pakan per siklus bisa mencapai Rp7 juta,” jelasnya Kamis (4/9).

Lanjut dikatakannya, saat ini Ia mengelola 13 pet bioflok dengan diameter 3 dan 4 meter. Setiap pet diisi sekitar 500 ekor ikan. Menurutnya, sistem bioflok memiliki banyak keunggulan, terutama dalam hal efisiensi. “Budidaya ini hemat pakan dan air. Panennya dihitung dari tebaran pakan dengan perbandingan 1 banding 1, jadi hasilnya lebih terukur,”tuturnya.

Kemudian, dalam kurun waktu empat tahun terakhir, Dia mengaku selalu memperoleh keuntungan, dan bahkan berencana menambah jumlah pet lagi. Dari hasil panen, Ia tidak kesulitan menjual karena sudah ada pengepul tetap yang menampung dengan harga Rp26 ribu per kilogram. 

"Pembeli ikan setiap panen sudah ada, jadi tidak khawatir tidak",katanya.

Sementara Amiras’ud, penyuluh perikanan Kecamatan Masbagik, mengatakan potensi bioflok sangat besar di Lombok Timur. Selain hemat lahan dan air, sisa bioflok juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk, sehingga menambah nilai ekonomis. 

“Budidaya ini adalah alternatif kekinian yang sangat cocok dikembangkan di Lotim,” terangnya.

Di Masbagik sendiri, tercatat sudah ada 16 kelompok masyarakat yang menjalankan budidaya bioflok. Bahkan, sekitar 20 persen alokasi dana desa diarahkan untuk mendukung pengembangan sektor perikanan ini. Hal ini menunjukkan adanya perhatian serius pemerintah desa terhadap peluang usaha perikanan modern yang berkelanjutan.

Dengan dukungan pemerintah serta semakin banyaknya masyarakat yang terlibat, budidaya ikan bioflok diyakini dapat menjadi salah satu penopang ekonomi baru di Lombok Timur. Sistem ini bukan hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga ramah lingkungan, sehingga berpotensi berkembang lebih luas di masa mendatang.(RL).